ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM IMUN
DISUSUN OLEH :
ADELIA REGITA SUBAGYO
AMALIA ANNISA
ANIK FITRIA
FITRI MARLISA PUTRI
DESTI HAYANA
MUHAMMAD SUDARYANTO
NURUL AYU SEPTIANTI
AMALIA ANNISA
ANIK FITRIA
FITRI MARLISA PUTRI
DESTI HAYANA
MUHAMMAD SUDARYANTO
NURUL AYU SEPTIANTI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PERGURUAN TINGGI MITRA LAMPUNG
2011/2012
A.
Pengertian Sistem Imun
Sistem Imun (bahasa Inggris:
immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus,
bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas,
dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. (Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh
luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme.
Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat
asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
Letak Sistem Imun
B. Respon Sistem Imun
Respons imun adalah
respons tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleksterhadap antigen, untuk
mengeliminasi antigen tersebut. Respons imun ini dapat melibatkan berbagai
macam sel dan protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dansitokin
yang saling berinteraksi secara kompleks. Mekanisme pertahanan tubuh terdiri
atas mekanisme pertahanan non spesifik dan mekanisme pertahanan spesifik.
Substansi asing yang
bertemu dengan system itu bekerja sebagai antigen, anti melawan, + genin
menghasilkan. Contohnya jika terjadi suatu substansi terjadi suatu respon dari
tuan rumah, respon ini dapat selular, humoral atau keduanya. Antigen dapat utuh
seperti sel bakteri sel tumor atau berupa makro molekul, seperti protein,
polisakarida atau nucleoprotein. Pada keadaan apa saja spesitas respon imun
secara relatif dikendalikan oleh pengaruh molekuler kecil dari
antigendetenniminan antigenic untuk protein dan polisakarida, determinan
antigenic terdiri atas empat sampai enam asam amino atau satuan monosa karida.
Jika komplek antigen Yang memiliki banyak determinan misalnya sel bakteri akan
membangkitkan satu spectrum respon humoral dan selular. Antibodi, disebut juga
imunoglobulin adalah glikkoprotein plasma yang bersirkulasi dan dapat
berinteraksi secara spesifik dengan determinan antigenic yang merangsang
pembentukan antibody, antibody disekresikan oleh sel plasma yang terbentuk
melalui proliferasi dan diferensiasi limfosit B. Pada manusia ditemukan lima
kelas imunoglobulin, Ig.G, terdiri dari dua rantai ringan yang identik dan dua
rantai berat yang identik diikat oleh ikatan disulfida dan tekanan non kovalen.
Ig G merupakan kelas yang paling banyak jumlahnya, 75 % dari imunoglobulin
serum IgG bertindak sebagai suatu model bagi kelas-kelas yang lain.
Adjuvant àSenyawa
yang jika dicampur dengan imunogen à meningkatkan respon imun terhadap
imunogen : BCG, FCA, LPS, suspensi AL(OH)3
Imunogen à
senyawa yang mampu menginduksi respon imun
Hapten: Molekul
kecil yang tidak mampu menginduksi respon imun dalam keadaan murni, namun bila
berkonyugasi dengan protein tertentu (carrier) atau senyawa BM besar à
dapat menginduksi respon imun.
Epitop atau Antigenik
Determinan :Unit terkecil dari suatu antigen yang mampu berikatan dengan
antibodi atau dengan reseptor spesifik pada limfosit
C.
Fungsi dari Sistem Imun
· Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih
(termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh juga terdapat di tempat lain.
· Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum
lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan
atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
· Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang
perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae,
selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah
bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien.
· Mukosa jaringan limfoid
terkait (MALT)
Di samping jaringan limfoid
berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan limfoid juga
ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan
saluran urogenital.
D.
Mekanisme Pertahanan
1.
Mekanisme
Pertahanan Non Spesifik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh
kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear) dan
komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.
2.
Mekanisme
Pertahanan Spesifik
Bila pertahanan non
spesifik belum dapat mengatasi invasi
mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan
spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit, dengan
atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel makrofag dan
komplemen.
Dilihat dari caranya
diperoleh maka mekanisme pertahanan spesifik disebut juga respons imun
didapat. Mekanisme Pertahanan Spesifik (Imunitas Humoral dan
Selular)
Imunitas humoral
adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan
sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan oleh
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Imunitas selular
didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap antigen yang
diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya.
diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya.
Antibodi (Immunoglobulin)
‡Antibodi (bahasa
Inggris:antibody, gamma globulin)adalah
glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B
yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu
dan reaktif terhadap antigen tersebut.
Pembagian Immunglobulin :
·
Antibodi A
(bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang memainkan peran
penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada
bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA
(en:secretoryIgA) dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan
mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen
konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus memungkinkan pengikatan mikroba.
·
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD)
adalah sebuah monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD
ditemukan pada permukaan pencerap sel B bersama dengan IgM atau sIga, tempat
IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam
mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%.
·
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin
E, IgE) adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE
memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1.
IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing parasit
(helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola
hepatica, serta terhadap parasit protozoa tertentu sepertiPlasmodium
falciparum, dan artropoda.
·
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG)
adalah antibodi monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai
ringan , yang saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai
dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum
sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada
sub-tipe.
·
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar yang berada pada
plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling
besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera setelah
tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary immune response) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari.
Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit- B dan
reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu
pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik
(en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang menggerakkan lintasan
komplemen klasik.
Komponen Sistem Imun Spesifik
· Barier Sel Epitel
Sel epitel yang utuh
merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan
peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel barier juga
terdapat sel limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada
limfosit T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan
menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan
mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.
· Neutrofil dan Makrofag
Ketika terdapat mikroba
dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan
cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan
makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali
bahan intraselular (DNA), endotoxin dan lipopolisakarida pada mikroba yang
selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.
· NK Sel
NK sel mampu mengenali
virus dan komponel internal mikroba. NK sel di aktifasi oleh adanya antibodi
yang melingkupi sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala
jenis sel yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan
menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya apoptosis.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER :
http://www.scribd.com/doc/29262461/Sistem-Imun-Dan-Hematologi
Baratawijaya, karnen,.1996. Immunologi Dasar.
Jakarta : gaya baru .
Goodman JW. The Immune Response. In: Stites DP, Terr
AI eds. Basic and Clinical Immunology, 8 ed. Connecticut: Prentice Hall Int.
Inc, 1994: 40-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar